KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN DI KOTA SEMARANG

Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, Margunani Margunani, Yozi Aulia Rahma, Nurjannah Rahayu Kristanti, Fauzul Adzim

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model strategi pengembangan ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah Kota Semarang dari SKPD terkait maupun BPS. Sedangkan data primer diperoleh dari survei dan Focus Group Discussion (FGD), sedangkan data sekunder terkait dengan capaian ekonomi kreatif di Kota Semarang. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk mendesain model pengembangan ekonomi kreatif sebagai alternatif pendekatan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Industri kreatif di Kota Semarang terus mengalami perkembangan secara signifikan. Dari 17 subsektor, Kota Semarang memiliki lima sub sektor utama Ekonomi Kreatif, yaitu kuliner (81,93 %), music (9,67%), kriya (1,83 %), seni pertunjukkan (1,64 %) dan fashion (1,17 %), Tiga subsektor andalan seperti kuliner, kriya, dan fashion masih sangat menjanjikan karena permintaan yang masih tinggi. Beberapa komponen strategis perlu dikembangkan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan meliputi kemudahan perizinan, efisiensi dan efektifitas penganggaran dan lainnya. Kemudian perlu adanya optimalisasi pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada para pelaku ekraf secara merata dan meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk ekraf, maka harus ada pendampingan dan penjaminan mutu produk agar diterima dipasar.  Sedangkan dari komponen pemasaran, maka perlu adanya inovasi pemasaran digital. Dalam upaya meningkatkan perkembangan ekonomi kreatif di Kota Semarang, maka perlu optimalisasi peran masing-masing stakeholder baik akademisi sebagai peneliti, pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, swasta sebagai investor dan inisiator, masyakat sebagai pelaku dan konsumen, maupun media sebagai mediator dan publisher.

Full Text:

PDF

References

Akil, N. (2015). Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wajo. Jurnal BISNIS & KEWIRAUSAHAAN, 4(4).

Arifianti, R., & Alexandri, M. B. (2018). AKTIVASI SUB SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA BANDUNG. AdBispreneur: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan, 2(3), 201-209.

Creswell, Jhon W. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daulay, Z. A. A. (2018). Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dengan Metode Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif di Kota Medan). TANSIQ: Jurnal Manajemen Dan Bisnis Islam, 1(1).

El Hasanah, L. L. N. (2015). Pengembangan Wirausaha Muda Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Studi Pemuda, 4(2), 268-280.

Fahmi, F. Z., Koster, S., & Van Dijk, J. (2016). The location of creative industries in a developing country: The case of Indonesia. Cities, 59, 66-79.

Indrawijaya, S., Syafri, R. A., & Isnaeni, N. (2018). Model Pengembangan Usaha Ekonomi Kreatif Kuliner Untuk Meningkatkan Daya Saing Di Kota Jambi. Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, 7(3), 252-262.

Khusniyah, K., & Kumalasari, D. A. (2020). Implementasi Quadruple Helix Untuk Membentuk Creative Enterprenuer Network Bagi Umkm Olahan Tahu Di Kabupaten Kediri. Jurnal Ekuivalensi, 6(2), 281-296.

Latilla, V. M., Frattini, F., Petruzzelli, A. M., & Berner, M. (2018). Knowledge management, knowledge transfer and organizational performance in the arts and crafts industry: a literature review. Journal of Knowledge Management.

Li, F. (2020). The digital transformation of business models in the creative industries: A holistic framework and emerging trends. Technovation, 92, 102012.

Mulyana, S., & Sutapa, S. (2014). Peningkatan kapabilitas inovasi, keunggulan bersaing dan kinerja melalui pendekatan quadruple helix: Studi pada industri kreatif sektor fashion. Jurnal Manajemen Teknologi, 13(3), 304-321.

O'Connor, J. (2015). Intermediaries and imaginaries in the cultural and creative industries. Regional studies, 49(3), 374-387.

Priantoro, B. (2018). Inovasi City Branding Kota Jember Melalui Industri Kreatif Karnaval Dengan Pendekatan Quadruple Helix. UNEJ e-Proceeding.

Rozikin, M. (2019). Kolaborasi Antar Stakeholders Penta Helix Dalam Pengembangan Kota Kreatif (Studi di Kota Malang). PANGRIPTA Jurnal Ilmiah Kajian Perencanaan Pembangunan, 2(2), 49-57.

Setyanti, S. W. L. H. (2018). Peran Quadruple Helix untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Kinerja Inovasi Industri Kreatif Indonesia. UNEJ e-Proceeding.

Shofa, I., & Nugroho, D. (2018). Pertumbuhan dan Strategi pengembangan ekonomi kreatif Kota Malang. PANGRIPTA Jurnal Ilmiah Kajian Perencanaan Pembangunan, 1(1), 75-85.

Sopacua, I. O., & Primandaru, N. (2020). Implementasi Quadruple Helix Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif. Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 23(2), 224-38.

Sukarno, G., Rasyidah, R., & Saadah, K. (2020). Improve Creative Industry Competitiveness Penta Helix and Human Capital in Digital Era. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 423.

Sutrisno, S., & Anitasari, H. (2020). Strategi Penguatan Ekonomi Kreatif Dengan Identifikasi Penta Helix Di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi, 3(2), 89-108.

Yunas, N. S. (2019). Implementasi Konsep Penta Helix dalam Pengembangan Potensi Desa melalui Model Lumbung Ekonomi Desa di Provinsi Jawa Timur. Matra Pembaruan: Jurnal Inovasi Kebijakan, 3(1), 37-46.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.