Pemetaan Kondisi Bangunan Kawasan Heritage Semarang dan Nilai Lahan Akibat Perubahan Fungsi
Abstract
Bangunan cagar budaya merupakan bangunan yang butuh perlakuan khusus agar bangunan tersebut tidak kehilangan nilai fungsi dan aspek keselamatan konstruksinya. Seiring waktu bangunan cagar budaya mengalami perubahan fungsi, namun kerap kali perubahan fungsi pada bangunan tersebut tidak memperhatikan aspek keselamatan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik bangunan cagar budaya dari aspek keselamatan konstruksi serta pengaruh perubahan fungsi bangunan terhadap penambahan perkuatan dan perubahan nilai lahan berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Metode penelitian deskriptif kuantitatif dari hasil observasi visual dilakukan untuk mengasses sesuai enam kategori kerusakan. Kategori kerusakan dikelompokkan menjadi tiga kondisi, yaitu baik, sedang, dan buruk. Analisis keamanan bangunan diambil berdasarkan kondisi struktur dan perkuatan pada bangunan yang dibagi menjadi tiga kondisi, aman (kategori kerusakan 0 – II dengan perkuatan), sedang (kategori kerusakan I – II tanpa perkuatan), dan rawan (kategori kerusakan III – V tanpa perkuatan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81 dari 125 bangunan berubah fungsi. Dari 81 bangunan yang berubah fungsi, terdapat 23% bangunan yang diperkuat dan 77% bangunan yang tidak diperkuat. Sedangkan pada 44 bangunan yang tidak berubah fungsi, terdapat 20% bangunan yang diperkuat dan 80% bangunan yang tidak diperkuat. Jalan Kepodang merupakan daerah dengan kenaikan nilai lahan tertinggi yaitu 317% dengan 63% bangunan di jalan tersebut mengalami perubahan fungsi. Hal ini membuktikan bahwa perubahan fungsi bangunan berpengaruh terhadap kenaikan nilai lahan pada Kawasan Kota Lama Semarang
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.