PENYEDIAAN FASILITAS RESPONSIF GENDER PADA RUANG TERBUKA PUBLIK DI KOTA LAMA SEMARANG

Landung Esariti, Khafida Erning Ariyanti, Marsella Dwi Putri

Abstract

Ruang terbuka sebagai fasilitas publik seharusnya bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali, termasuk golongan berkebutuhan khusus seperti lansia, penyandang cacat, dan lainnya. Perhatian terhadap inklusifitas ruang terbuka publik diharapkan memenuhi kebutuhan fasilitas berdasarkan profil pengguna. Artikel ini menganalisis aspek responsif gender dari penyediaan fasilitas pendukung pada ruang publik di Kota Lama Semarang. Tujuan artikel ini menganalisis bagaimana ruang terbuka publik dapat mewadahi kelompok masyarakat sebagai pengguna ruang terbuka publik. Pengumpulan data melalui observasi lapangan dengan aspek amatan meliputi pedestrian, taman aktif, dan fasilitas pelengkap. Sebagai kesimpulan, artikel ini menggambarkan secara rinci terkait kondisi dan kelengkapan komponen fasilitas pendukung ruang terbuka publik. Namun perlu adanya peningkatan penyediaan, fokus pada keterwakilan ketersediaan fasilitas berdasarkan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus.

Full Text:

PDF

References

Abdulla, K. M. A., Abdelmonem, M. G., & Selim, G. (2017). Walkability In Historic Urban Spaces : Testing The Safety And Security In Martyrs ’ Square In Tripoli. International Journal of Architectural Research, 11(3), 163–177.

Anne Kerstin Reimers , Stephanie Schoeppe, Y. D. and G. K. (2018). Physical Activity and Outdoor Play of Children in Public Playgrounds — Do Gender and Social Environment Matter ? International Journal of Environmental Research and Public Health, 15, 1–14. https://doi.org/10.3390/ijerph15071356

Carmona, M. (2015). Re-theorising contemporary public space: a new narrative and a new normative. Journal of Urbanism, 8(4), 373–405. https://doi.org/10.1080/17549175.2014.909518

Costamagna, F., Lind, R., & Stjernström, O. (2019). Livability of Urban Public Spaces in Northern Swedish Cities : The Case of Umeå Livability of Urban Public Spaces in Northern Swedish Cities : The Case of Umeå. Planning Practice & Research, 34(2), 131–148. https://doi.org/10.1080/02697459.2018.1548215

Dewi, D. I. K. (2015). Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Berdasarkan Gaya hidup di Kota Semarang. Conference on URBAN STUDIES AND DEVELOPMENT :Pembangunan Inklusif: Menuju Ruang Dan Lahan Perkotaan Yang Berkeadilan, 1–7.

Efendi, Y. (2020). Urgensi Infrastruktur Ramah Gender Dalam Usaha Pencegahan Kekerasan Seksual Di Ruang Publik. Qawwam: Journal For Gender Mainstreaming, 14(2), 1–24. https://doi.org/10.20414/qawwam.v14i2.2368

Esariti, L., & Anggraini, P. (2017). Perspektif Gender Dalam Perencanaan Infrastruktur Publik Kota Semarang. Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun UII.

Esariti, L., & Dewi, D. I. K. (2016). Pendekatan Responsif Gender Dalam Penyediaan Sarana Lingkungan Perkotaan. Ruang, 2(4), 324–330.

Goličnik, B., & Ward Thompson, C. (2010). Emerging relationships between design and use of urban park spaces. Landscape and Urban Planning, 94(1), 38–53. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2009.07.016

Hantono, D. (2017). Pola Aktivitas Ruang Terbuka Publik. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, 11(6), 265–277.

Hantono, D., & Pramitasari, D. (2018). Aspek Perilaku Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial. National Academic Journal of Architecture (Nature), 5(2), 85–93.

Horelli, L. (2017). Engendering urban planning in different contexts – successes , constraints and consequences. European Planning Studies, 0(0), 1–18. https://doi.org/10.1080/09654313.2017.1339781

Khanna, T., Das, M., Khanna, T., & Das, M. (2015). Why gender matters in the solution towards safe sanitation ? Reflections from rural India Why gender matters in the solution towards safe sanitation ? Global Public Health An International Journal for Research, Policy and Practice, 1692(November). https://doi.org/10.1080/17441692.2015.1062905

Mehta, V. (2014). Evaluating Public Space. Journal of Urban Design, 19(1), 53–88. https://doi.org/10.1080/13574809.2013.854698

Moser, C. O. N. (2016). Gender transformation in a new global urban agenda : challenges for Habitat III and beyond. Environment and Urbanization, 29(Habitat III), 221–236. https://doi.org/10.1177/0956247816662573

Norsidah Ujang, Marek Kozlowski, S. M. (2018). Linking place attachment and social interaction : towards meaningful public places. Journal of Place Management and Development, 11(1), 115–129. https://doi.org/10.1108/JPMD-01-2017-0012

Urban Development Vienna. (2013). Legal Notice : Manual for Gender Mainstreaming In Urban Planning and Urban Development. Urban Development Vienna. Municipal Department 18 (MA18) - Urban Development and Planning.

Wang, D., Brown, G., Zhong, G., Liu, Y., & Mateo-Babiano, I. (2015). Factors influencing perceived access to urban parks: A comparative study of Brisbane (Australia) and Zhongshan (China). Habitat International, 50, 335–346. https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2015.08.032

Widyastuti, Y., & Agustin, H. (2019). Gender Responsiveness on Public Facilities in Terminal Type A of Pakupatan , Serang City. International Conference of Democratisation in Southeast Asia, 367(ICDeSA), 217–220.

Yuliati, D. (2019). Mengungkap Sejarah Kota Lama Semarang dan Pengembangannya Sebagai Asset Pariwisata Budaya. Anuva, 3(2), 157–171.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.